Nas : Mazm
103:1-2
Mazmur ini
mengungkapkan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan atas semua keuntungan dan
berkat yang telah dilimpahkan-Nya atas umat perjanjian yang percaya. Jangan
sekali-kali kita melupakan kebaikan Allah kepada kita (bd. Ul
8:12-14; 2Taw
32:25) atau gagal untuk berterima kasih atas
berkat-berkat-Nya yang dicurahkan kepada kita melalui Roh Kudus
Kidung
ini memuji Tuhan karena kebaikan dan belaskasihanNya selaku Bapa. Dalam jumlah Maz
103:22, Maz
103:1-2, meluhurkan belas kasihan Allah yang sudah
dialaminya, Maz
103:3-5. lalu ia memasyhurkan karunia yang dianugerahkan
Tuhan kepada UmatNya, Maz
103:6-10; besarnya belaskasihan dan kebaikan Tuhan
dibandingkan dengan kefanaan manusia, Maz
103:11-18. Akhirnya para malaikat dan dunia semesta diajak
supaya memuji Tuhan Maz
103:19-22.
Lagu
pujian ini meluhurkan kebaikan dan belaskasihan Allah yang berbuat selaku bapa.
Pemazmur mengajak dirinya sendiri (Maz
103:1), lalu memujji kebaikan Allah seperti nampak dalam
hidupnya sendiri (Maz
103:3-5); kebaikanNya terhadap umat seluruhnya (Maz
103:6-10). Kemurahan dan kebaikan Allah ini melebihi semua dan
tidak selaras dengan rapuhnja manusia (Maz
103:11-18). Maka pemazmur mengundang semua mahluk
lainnyapun, agar mereka ikut serta memuji Allah, sebagai Raja (Maz
103:19-22).
Mazmur pada dasarnya bersifat liturgis atau
berhubungan dengan tata ibadah. Penekanannya adalah pada ibadah umat Allah
ketika mereka mempersembahkan pujian-pujian dan ucapan syukur, yang bentuknya
cocok untuk ibadah di Bait Suci. Nama perjanjian untuk Allah, yakni Yahweh,
Tampaknya nyanyian ini merupakan ekspresi seseorang, kendatipun di sini
beberapa penafsir menemukan suara bersama. Pemazmur, pertama-tama berusaha
mengobarkan semangatnya sendiri untuk mempersembahkan pujian dan ucapan syukur
kepada Allah, kemudian semangat orang lain. Kata-katanya tidak mengandung
dukacita, keluhan, atau kesedihan. Cara ekspresi dan kedalaman wawasan seperti
itu adalah luar biasa bagi orang yang hidup sebelum Kristus.
Ini merupakan pujian secara pribadi atas berkat-berkat Tuhan yang ia terima. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pertama-tama, pemazmur menyampaikan nasihat bagi dirinya sendiri. Yang dimaksud
oleh pemazmur dengan. jiwa (nepesh), dan juga ekspresi serupa itu - segenap
batinku, ialah seluruh kehidupannya. Kini dia mengobarkan batinnya sendiri
untuk mengingat kebaikan-kebaikan yang diterimanya. Perhatikan kekuatan dalam
kata-kata kerja - mengampuni, menyembuhkan, menebus, memahkotai, memuaskan, dan
membaharui.
Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya Zaman sekarang sulit menjumpai orang
yang tulus hati di dalam memuji. Kebanyakan pujian hanya berupa lips.
Pujilah kasih setia Tuhan,
hai jiwaku. Tidak tahu berterima kasih adalah sikap yang menunjukkan
kedangkalan orang menerima sesuatu yang baik.
Kasih Allah yang besar. Beban kehidupan yang kita alami kadang membuat
kita mudah berkecil hati dan mengeluh.
OPS
BalasHapus